Siapakah yang pantas untuk disalahkan orang tua yang salah asuh atau guru yang salah mendidik muridnya. Solusi yang tepat ialah jangan menyalahkan akan tetapi harus saling menolong, sebaiknya kita harus menjadikan ini upaya untuk saling bekerja sama.
Selama ini banyak para orang tua yang menyalahkan media, pada hakikatnya media tidak salah, walaupun media menyediakan fasilitas sex, atau tontonan dewasa, bahkan film porno akan tetapi jika anak-anak atau remaja didoktrin dari kecil tentang salahnya melakukan hal tersebut saya jamin peminatnya akan sedikit, bahkan jika orang tua bekerja sama niscaya tidak akan ada hal tersebut.
Jika orang tua mengerti dengan bijak maka niscaya penidikan agama telah ditanamkan dalam diri mereka, sejak dini bahkan drngan agama niscaya akan terlindung dari marabahaya.
Mengutip dari ceramah Habib Munzir yang mengatakan bahwa jika suami istri melakukan hubungan badan, kemudian membaca doa dengan menyebutkan nama Allah, dijamin jika mendapat berkah dan dikarunia seorang anak dari hasil berhubungan badan maka anak itu akan terhendidar dari goadaan syaitan, hatta narkoba tidak akan masuk ke dalam dirinya.
Hal inilah yang perlu ditinjau ulang mengenai sistem pendidikan, Indonesia. Indonesia anti feodelisme anti penjajahan akan tetapi mereka tidak sadar kalau remaja kita lagi diperangi oleh fashion, uang, serta life style.
Apakah kita sadar banyak anak muda yang terjerumus dengan fashion yang berusaha mengganti model rambut, model baju, model celana, dan hal itu terbawa pula kepada remaja putri yang menggunakan jilbab, walaupun berjilbab tapi membolehkan diri pakai baju ketat, atau celana ketat.
Apakah remaja kita sadar atau kita belum sadar, belum lagi ada acara musik yang nonstop dari paggi hingga tengah malam, belum lagi acara sintetron yang merusak anak remaja.
Katanya anti Indonesia dengan liberal, tapi kok anaknya diberi kebebasan untuk memilih, sungguh aneh saja, mau dibawa kemana remaja Indonesia, dari sekian banyak remaja yang bersungguh-sungguh dalam belajar hanyalah peringkat satu hingga lima. Jika diakumulasikan setiap kelas mempunyai anak 30 saja sedangkan yang sungguh hanya lima orang maka ada 25 anak remaja yang tergiur dengan kesenangan hedonisme dan tidak berpikir tentang pelajaran, jika itu hanya satu sekolah dan jika semua sekolah dijumlahkan di Indonesia mungkin sekitar 3000 sekolah SMA saja di kalikan oleh 25 anak tadi maka hasilnya 75000 anak SMA atau Aliyah di Indonesia yang terpengaruh oleh kesenangan duniawi atau life style. Apakah ini wajah negara Indonesia, ini merupakan perumapamaan saja mudah-mudahan saya sebagai penulis salah.
Karena perhintungan ini hanya asal, jadi tidak perlu khawatir karena bisa jadi masih ada remaja yang baik, tapi jika ini benar maka sungguh sayang, jadi jangan heran jika anggota DPR kita bisa nonton porno dan melakukan korupsi karena dari remaja tidak dididik dengan agama yang kuat.
Jadi tolonglah para guru dan orang tua ajarilah anak-anakmu itu menjadi anak teladan dan anak yang soleh karena itu sangat berpengaruh kepada bangsa di Indonesia, tidak perlu lah kita mengikuti life style kehidupan Barat karena mereka sudah pantas seperti itu, kita orang timur berbeda dengan mereka, mereka mampu seperti itu untuk sex bebas atau mencium didepan publik, tapi apakah kita pantas.
Tulisan ini bukan untuk menakuti-nakuti karena ini demi kepentingan bangsa yang akan menghadapi dunia bebas, jika kita hanya ikut-ikutan dan tidak punya prinsip maka apa yang terjadi negara ini akan menjadi negara pengekor, bangsa yang ikut-ikutan. Jadi jika kita ingin menjadi bangsa yang baik, maka ikutilah yang baik niscaya kita akan menjadi bangsa yang tegas dan punya prinsip. Percayalah………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar